Tafsir Singkat dan Makna Ayat Kursi Menurut Para Ulama

Tafsir-Singkat-dan-Makna-Ayat-Kursi-Menurut-Para-Ulama

Bagi setiap muslim, nama Ayat Kursi tentu sudah tidak asing lagi. Ayat ini sering dibaca dalam berbagai kesempatan, mulai dari shalat, zikir pagi petang, hingga sebagai pelindung diri. Namun, sudahkah kita benar-benar memahami makna yang terkandung di dalamnya? Membaca tanpa memahami ibarat meminum air dari sungai yang jernih, kita merasakan kesegaran, tapi tidak tahu seberapa dalamnya air itu. Artikel ini akan mengajak Anda menyelami Tafsir Singkat dan Makna Ayat Kursi Menurut Para Ulama, membuka tabir keagungan ayat ini agar kita bisa merasakan manfaatnya dengan lebih utuh dan mendalam.

Ayat Kursi bukanlah sekadar rangkaian kata-kata indah, melainkan sebuah pernyataan agung tentang keesaan dan kekuasaan Allah SWT. Ayat ini adalah ayat teragung dalam Al-Qur’an, sebuah gelar yang diberikan langsung oleh Rasulullah SAW. Jadi, mari kita selami bersama, makna dari setiap kalimat dalam ayat yang penuh berkah ini, untuk menemukan keindahan dan kekuatan spiritual yang luar biasa.

Baca Juga: cara mengamalkan Ayat Kursi 1000 kali

Ayat Kursi dalam Al-Qur’an

Ayat Kursi merupakan bagian dari Surah Al-Baqarah, tepatnya ayat ke-255. Letaknya yang berada di tengah-tengah surah terpanjang dalam Al-Qur’an ini seolah menegaskan posisinya yang sangat sentral. Berikut adalah bacaan lengkap Ayat Kursi:

Allahulā ilāha illā huwal-ḥayyul-qayyụm, lā ta'khużuhụ sinatuw wa lā naum, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi'iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai'im min 'ilmihī illā bimā syā', wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya'ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm.

Artinya: Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Baca Juga: keutamaan membaca Ayat Kursi setelah sholat fardhu

Tafsir Singkat dan Makna Ayat Kursi Menurut Para Ulama

Tafsir adalah jendela untuk memahami makna Al-Qur’an lebih dalam. Para ulama telah menguraikan setiap kalimat dalam Ayat Kursi dengan sangat rinci, menjelaskan nama-nama Allah, sifat-sifat-Nya, hingga kekuasaan-Nya. Mari kita simak beberapa pandangan dari ulama-ulama tafsir klasik yang kredibel.

Tafsir Ibnu Katsir

Imam Ibnu Katsir (w. 774 H), seorang mufassir kenamaan, dalam kitab tafsirnya yang masyhur, memulai pembahasan Ayat Kursi dengan menyebutkan keutamaannya. Beliau menekankan bahwa ayat ini adalah ayat yang paling agung dalam Al-Qur’an karena ia mencakup makna tauhid, nama-nama Allah, dan sifat-sifat-Nya yang maha sempurna.

Menurut Ibnu Katsir, kalimat "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia" adalah pondasi tauhid. Kemudian, frasa "Al-Hayyu" (Yang Maha Hidup) dan "Al-Qayyum" (Yang Maha Berdiri Sendiri) adalah dua nama yang agung. "Al-Hayyu" berarti Dzat yang kekal, tidak pernah mati, sedangkan "Al-Qayyum" bermakna Dzat yang mengurus dan mengatur segala sesuatu, tidak pernah lalai.

Beliau juga menjelaskan, "tidak mengantuk dan tidak tidur" (lā ta'khużuhụ sinatuw wa lā naum) adalah penegasan kesempurnaan sifat hidup dan mengurus-Nya. Bahkan kantuk yang merupakan awal dari tidur pun tidak menyentuh-Nya. Ini menunjukkan bahwa Allah tidak pernah luput dalam mengurus alam semesta.

Ketika sampai pada kalimat "Kursi-Nya meliputi langit dan bumi", Ibnu Katsir mengutip sebuah hadits dari Abu Dzar RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, perbandingan langit dan bumi dengan Kursi Allah adalah seperti cincin yang dilempar di padang pasir yang luas. Sementara perbandingan Kursi dengan 'Arsy (singgasana Allah) adalah serupa. Ini menunjukkan betapa agungnya Kursi Allah, dan betapa lebih agungnya 'Arsy.

Baca Juga: manfaat membaca Ayat Kursi sebelum tidur

Tafsir Al-Qurtubi

Imam Al-Qurtubi (w. 671 H) dalam kitabnya Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an, memberikan penjelasan yang mendalam dan kaya. Beliau juga menegaskan keagungan Ayat Kursi. Al-Qurtubi menjelaskan makna dari "Kursi-Nya meliputi langit dan bumi" sebagai simbol kekuasaan dan keluasan ilmu-Nya. Beberapa ulama mengartikan "Kursi" sebagai ilmu Allah yang luas, sementara yang lain menganggapnya sebagai sesuatu yang nyata, sebuah tempat yang agung, seperti yang disebutkan dalam hadits.

Al-Qurtubi juga menambahkan bahwa kalimat "Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya" adalah penolakan terhadap keyakinan syirik bahwa ada makhluk yang bisa memberikan pertolongan tanpa restu-Nya. Syafa'at hanya milik Allah dan diberikan kepada orang yang Dia kehendaki.

Kemudian, beliau menguraikan frasa "wa lā yuḥīṭụna bisyai'im min 'ilmihī illā bimā syā" (mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya) sebagai penegas bahwa ilmu Allah itu mutlak, sedangkan ilmu manusia sangat terbatas.

Tafsir Al-Baghawi

Imam Al-Baghawi (w. 516 H) dalam Ma'alim at-Tanzil, dikenal dengan gaya penafsirannya yang ringkas namun padat. Beliau menjelaskan bahwa frasa "al-'Aliyyul-'Aẓīm" (Maha Tinggi lagi Maha Besar) di akhir ayat merangkum seluruh makna yang telah disebutkan sebelumnya. "Al-'Aliyy" (Maha Tinggi) menunjukkan ketinggian dan keagungan Allah di atas semua makhluk-Nya, sedangkan "Al-'Azhim" (Maha Besar) menunjukkan kebesaran kekuasaan dan kerajaan-Nya. Kedua nama ini menggenapi gambaran kebesaran dan kesempurnaan Allah yang telah dijelaskan secara rinci di seluruh ayat.

Baca Juga: rahasia Ayat Kursi untuk perlindungan dari gangguan jin dan setan

Kandungan dan Makna Ayat Kursi dalam Kehidupan Sehari-hari

Setelah memahami tafsir ulama klasik, kita bisa menarik beberapa pelajaran penting yang relevan dengan kehidupan kita saat ini. Ayat Kursi adalah cerminan dari nama-nama dan sifat-sifat Allah yang agung, yang bisa menjadi pegangan hidup kita:

  • Menenangkan Hati yang Gelisah: Saat kita merasa cemas, takut, atau menghadapi kesulitan, mengingat bahwa Allah adalah Al-Hayyu (Maha Hidup) dan Al-Qayyum (Maha Mengurus) akan memberikan ketenangan. Dia tidak pernah tidur, tidak pernah lalai. Kita yakin bahwa segala urusan kita berada dalam pengawasan-Nya.
  • Menumbuhkan Rasa Tawakal dan Yakin: Ayat Kursi menegaskan bahwa segala sesuatu di langit dan di bumi adalah milik Allah. Hal ini mengajarkan kita untuk tidak terlalu bergantung pada manusia atau materi, melainkan berserah diri (tawakal) sepenuhnya kepada Allah SWT, Dzat yang memiliki segalanya.
  • Penguat Akidah dan Tauhid: Inti dari Ayat Kursi adalah tauhid (meng-Esakan Allah). Dengan merenungi ayat ini, kita diingatkan kembali bahwa tidak ada satu pun makhluk yang layak disembah selain Allah. Ini menjadi benteng yang kuat dari segala bentuk kesyirikan dan khurafat.
  • Pengingat tentang Keterbatasan Ilmu Manusia: Frasa "mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya" adalah pengingat bahwa ilmu kita sangatlah terbatas. Hal ini menumbuhkan sikap rendah hati (tawadhu') dan membuat kita selalu merasa butuh akan bimbingan dari Allah.
  • Sumber Kekuatan dan Perlindungan: Ayat Kursi secara umum juga dikenal sebagai ayat perlindungan. Ini bukan karena ayatnya memiliki "sihir", melainkan karena makna tauhid yang terkandung di dalamnya. Dengan mengimani seluruh kandungan ayat ini, kita secara otomatis menyerahkan diri kepada Dzat yang Maha Kuasa, yang akan melindungi kita dari segala keburukan, termasuk dari gangguan setan dan jin.

Keutamaan Membaca Ayat Kursi

Keutamaan Ayat Kursi bukan hanya dari kandungan maknanya, melainkan juga dari pahala membacanya. Beberapa hadits shahih menjelaskan keutamaan ini:

Hadits dari Ubay bin Ka'ab: Rasulullah SAW bertanya kepada Ubay bin Ka'ab, "Wahai Abul-Mundzir, ayat apakah yang paling agung dalam Kitabullah?" Ubay menjawab, "Ayat Kursi." Maka Rasulullah SAW menepuk dadanya seraya berkata, "Selamat atasmu, wahai Abul-Mundzir, dengan ilmu yang kau miliki." (HR. Muslim).

Hadits ini adalah dalil yang paling kuat mengenai keagungan Ayat Kursi. Selain itu, ada beberapa hadits lain yang menjelaskan manfaat praktis dari membacanya:

  • Membaca setelah shalat fardhu: Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang membaca Ayat Kursi setiap selesai shalat fardhu, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian." (HR. An-Nasa'i). Ini menunjukkan betapa besarnya pahala dan keutamaan membaca Ayat Kursi.
  • Perlindungan dari setan: Kisah masyhur Abu Hurairah dengan setan yang mencuri makanan sedekah juga menegaskan bahwa Ayat Kursi adalah pelindung dari setan. Setan itu berkata, "Jika engkau hendak tidur, bacalah Ayat Kursi, maka akan ada penjaga dari Allah untukmu, dan setan tidak akan mendekatimu hingga pagi." (HR. Bukhari).
  • Perlindungan saat di luar rumah: Membaca Ayat Kursi saat hendak keluar rumah atau sebelum tidur juga diyakini dapat mendatangkan perlindungan dari Allah.

Hikmah Spiritual Ayat Kursi

Tafsir Singkat dan Makna Ayat Kursi Menurut Para Ulama membuka pintu menuju pemahaman spiritual yang lebih tinggi. Ayat ini bukan hanya tentang keagungan Allah, tetapi juga tentang hubungan kita dengan-Nya. Setiap kali kita membaca "Allah, tiada Tuhan selain Dia", kita memperbaharui ikrar syahadat. Setiap kali kita membaca "Kursi-Nya meliputi langit dan bumi", kita merasakan betapa kecilnya diri kita di hadapan kekuasaan-Nya. Hikmah ini adalah kunci untuk mencapai ketenangan batin dan kebahagiaan sejati.

Memahami Ayat Kursi secara mendalam juga menumbuhkan rasa cinta dan kekaguman yang lebih besar kepada Allah SWT. Kita tidak lagi sekadar mengucapkan kata-kata, melainkan merenungkan Dzat yang kita sembah. Ini adalah esensi dari ibadah, yang mengubah setiap bacaan menjadi percakapan hati yang intim dengan Sang Pencipta. Ayat Kursi adalah sebuah peta yang menuntun kita kembali kepada hakikat penciptaan kita: untuk mengabdi kepada Allah semata.

Kesimpulan

Sebagai penutup, kita bisa menyimpulkan bahwa Tafsir Singkat dan Makna Ayat Kursi Menurut Para Ulama menunjukkan bahwa ayat ini adalah permata Al-Qur'an. Ia bukan hanya ayat teragung, melainkan juga kunci untuk memahami tauhid, keagungan Allah, dan kekuasaan-Nya yang tak terbatas. Dari pandangan Ibnu Katsir, Al-Qurtubi, dan ulama lainnya, kita belajar bahwa setiap kata dalam Ayat Kursi mengandung makna yang dalam dan hikmah yang tak terhingga.

Jadi, janganlah kita hanya menjadikan Ayat Kursi sebagai "jimat" atau sekadar bacaan rutin. Mari kita renungkan maknanya, hayati setiap kalimatnya, dan biarkan keagungan Allah yang tergambar di dalamnya mengisi hati kita dengan ketenangan, tawakal, dan keyakinan yang kuat. Jadikanlah Ayat Kursi sebagai bagian tak terpisahkan dari ibadah harian kita, baik di pagi hari, sebelum tidur, maupun setelah shalat, agar kita senantiasa dalam perlindungan-Nya dan mendapatkan keberkahan di setiap langkah. Semoga artikel ini bisa menjadi pembuka pintu ilmu dan inspirasi bagi kita semua untuk lebih mencintai Al-Qur'an.

LihatTutupKomentar