Bacaan Surat Pendek Sholat Idul Adha

bacaan-surat-pendek-sholat-idul-adha

Bacaan Surat Pendek Sholat Idul Adha-Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh... Saudaraku seiman, calon penghuni surga insya Allah! Tak terasa sebentar lagi kita akan berjumpa kembali dengan momen penuh berkah, Hari Raya Idul Adha. Suasana penuh suka cita, kebersamaan, dan tentu saja, kekhusyukan dalam beribadah. Salah satu amalan utama yang sangat dianjurkan di hari istimewa ini adalah menunaikan Sholat Idul Adha secara berjamaah. Bagi sebagian saudara kita, terutama yang mungkin baru mulai memperdalam ilmu agama, baru belajar salat, atau yang ingin mengulang hafalan, sering muncul pertanyaan: surat apa ya yang dibaca saat Sholat Id? Khususnya mengenai bacaan surat pendek sholat Idul Adha. Jangan khawatir, Saudaraku. Memilih dan memahami bacaan surat pendek sholat Idul Adha adalah langkah awal yang sangat baik, dan kita akan membahasnya tuntas agar sholat Idul Adha kita semakin sempurna dan penuh makna. Memahami bacaan surat pendek sholat Idul Adha ini akan membuat ibadah kita terasa lebih ringan namun pahalanya melimpah, insya Allah.

Mengapa Memilih Surat Pendek dalam Sholat Idul Adha? Hikmah dan Kemudahan dari Allah SWT

Mungkin ada yang bertanya, "Kenapa ya kok seringkali yang dibaca saat Sholat Id itu surat-suratnya terasa 'pendek' atau paling tidak bukan surat yang terlalu panjang seperti Al-Baqarah atau Ali 'Imran?". Nah, di sinilah letak salah satu keindahan ajaran Islam, Saudaraku. Islam itu agama yang rahmatan lil 'alamin, membawa kemudahan dan keberkahan bagi seluruh alam.

Sholat Idul Adha, seperti Sholat Idul Fitri, adalah ibadah yang dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah dan biasanya melibatkan banyak umat Islam, dari berbagai latar belakang usia dan kemampuan. Ada anak-anak, orang tua, yang sehat wal 'afiat, ada juga yang mungkin kondisi fisiknya kurang prima. Membaca surat yang terlalu panjang bisa jadi memberatkan sebagian jamaah, mengurangi kekhusyukan karena kelelahan, atau bahkan membuat yang baru belajar jadi minder atau khawatir salah.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam adalah teladan terbaik kita. Beliau mengajarkan sholat dengan penuh hikmah, memperhatikan kondisi para sahabatnya. Dalam beberapa riwayat, beliau memang terkadang membaca surat yang agak panjang, namun beliau juga memberikan contoh membaca surat-surat yang relatif lebih pendek, terutama pada momen-momen di mana kebersamaan umat dalam jumlah besar menjadi prioritas utama, seperti Sholat Id.

Memilih bacaan surat pendek sholat Idul Adha bukan berarti mengurangi keagungan sholat itu sendiri. Justru ini adalah bentuk kemudahan dari Allah dan Rasul-Nya agar semua lapisan masyarakat bisa ikut merasakan manisnya ibadah Sholat Id dengan nyaman dan fokus pada kekhusyukan. Dengan surat yang lebih pendek, jamaah bisa lebih tenang mengikuti imam, tidak terbebani oleh lamanya berdiri, dan bisa lebih fokus pada makna takbiratul ihram, takbir tambahan, dan bacaan-bacaan pokok sholat lainnya. Bagi imam sendiri, membaca surat pendek juga membantu agar sholat berjalan lancar dan tidak menimbulkan kesulitan bagi makmum di belakangnya.

Intinya, kemudahan ini adalah karunia. Allah tidak ingin memberatkan hamba-Nya. Jadi, jangan pernah merasa rendah diri jika yang kita hafal atau yang dibaca oleh imam adalah surat-surat pendek. Justru bersyukurlah atas kemudahan ini dan manfaatkan waktu sholat yang relatif tidak terlalu lama untuk meraih kekhusyukan yang maksimal.

Baca Juga: Bacaan Sholat Idul Adha sebagai Makmum

Rekomendasi Bacaan Surat Pendek Sholat Idul Adha yang Umum Dibaca dan Penuh Makna

Baik, sekarang kita masuk ke bagian yang paling ditunggu-tunggu: surat-surat apa saja sih yang umum dijadikan bacaan surat pendek sholat Idul Adha? Berdasarkan riwayat dan kebiasaan para ulama yang mengikuti Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, ada beberapa surat yang sering dibaca pada Sholat Idul Adha (dan juga Idul Fitri). Yang paling masyhur adalah kombinasi dua surat, namun surat-surat pendek lainnya juga sangat boleh dan baik untuk dibaca.

Berikut beberapa rekomendasi yang sering diamalkan:

1. Pasangan Surat yang Paling Populer: Surat Al-A'la dan Surat Al-Ghashiyah

Ini adalah pasangan surat yang paling sering diriwayatkan dibaca oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam pada rakaat pertama dan kedua Sholat Id (juga Sholat Jumat).

  • Rakaat Pertama: Surat Al-A'la (Surat ke-87)
    • Tentang Surat Ini: Surat Al-A'la terdiri dari 19 ayat. Maknanya sangat indah, berbicara tentang keagungan Allah sebagai Pencipta dan Pengatur segala sesuatu, yang menyempurnakan ciptaan-Nya, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, kemudian menjadikannya kering. Surat ini juga mengingatkan tentang pentingnya membersihkan diri (tazkiyatun nafs) dan bahwa kesuksesan (keberuntungan) di akhirat adalah bagi orang yang menyucikan dirinya dan mengingat nama Tuhannya lalu sholat. Ada juga penyebutan tentang Mushaf Ibrahim dan Musa.
    • Mengapa Cocok untuk Sholat Id? Surat ini dimulai dengan perintah untuk bertasbih mensucikan nama Allah Yang Maha Tinggi ("Sabbihisma Rabbikal A'laa"). Ini sangat sesuai dengan semangat Sholat Id yang diawali dengan takbir dan pengagungan kepada Allah. Pesan tentang kesuksesan bagi orang yang membersihkan diri dan sholat juga sangat relevan sebagai motivasi setelah sebulan penuh (bagi yang berpuasa Arafah) atau sebagai pengingat di hari raya.
  • Rakaat Kedua: Surat Al-Ghashiyah (Surat ke-88)
    • Tentang Surat Ini: Surat Al-Ghashiyah terdiri dari 26 ayat. Surat ini menggambarkan dahsyatnya hari Kiamat (Al-Ghashiyah berarti hari yang menutupi/meliputi), keadaan penduduk neraka dan surga, serta tanda-tanda kekuasaan Allah di alam semesta (unta, langit, gunung, bumi) sebagai bukti kebenaran hari Kebangkitan. Diakhiri dengan peringatan bahwa kepada Allahlah tempat kembali semua makhluk dan hanya Allahlah yang berhak menghisab amal mereka.
    • Mengapa Cocok untuk Sholat Id? Pasangan yang serasi dengan Al-A'la. Setelah diingatkan tentang keagungan Allah dan pentingnya tazkiyatun nafs di Al-A'la, Al-Ghashiyah membawa kita merenungkan akhir perjalanan kita, yaitu hari Kiamat, surga, dan neraka. Ini menjadi pengingat kuat di hari raya agar kita tidak terlena dengan kegembiraan dunia semata, tapi selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan abadi di akhirat. Gambaran surga di surat ini juga bisa menjadi motivasi tambahan setelah beribadah.

Membaca kombinasi Al-A'la dan Al-Ghashiyah ini sesuai Sunnah dan memiliki kaitan makna yang mendalam, mengajak kita dari pengagungan Allah, penyucian diri, hingga perenungan akhirat.

Baca Juga: Bacaan imam setelah shalat idul adha

2. Alternatif dari Sunnah: Surat Qaf dan Surat Al-Qamar

Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam juga pernah membaca Surat Qaf pada rakaat pertama dan Surat Al-Qamar pada rakaat kedua Sholat Id. Kedua surat ini memang lebih panjang dibandingkan Al-A'la dan Al-Ghashiyah, sehingga lebih jarang diamalkan di masa sekarang, namun tetap merupakan Sunnah yang baik.

  • Surat Qaf (Surat ke-50): Berbicara tentang Al-Quran, hari Kebangkitan, penciptaan manusia dan alam semesta sebagai bukti kekuasaan Allah, serta kisah umat-umat terdahulu yang mendustakan Rasul.
  • Surat Al-Qamar (Surat ke-54): Diawali dengan peristiwa terbelahnya bulan (mukjizat Nabi SAW), mengingatkan tentang hari Kiamat, dan kembali mengisahkan kaum-kaum pendusta Nabi sebelumnya serta azab yang menimpa mereka sebagai pelajaran.

Kedua surat ini sarat dengan peringatan tentang kebenaran Al-Quran, hari Kebangkitan, dan pentingnya mengambil pelajaran dari sejarah umat terdahulu. Membacanya akan semakin menambah kekhusyukan dengan merenungkan ayat-ayat peringatan Allah.

3. Pilihan Lain untuk Kemudahan Ekstra: Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas

Bagaimana jika seseorang (terutama yang baru belajar) hanya hafal surat-surat yang paling pendek seperti Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas? Atau imam ingin memberikan kemudahan yang sangat ringan bagi jamaah? Apakah sah sholatnya? Jawabannya: Sah, insya Allah!

Meskipun tidak ada riwayat spesifik yang menyebutkan Nabi SAW membaca hanya Al-Ikhlas, Al-Falaq, atau An-Nas pada Sholat Id, namun surat apapun yang dibaca setelah Al-Fatihah dalam sholat (baik wajib maupun sunnah) adalah sah asalkan itu adalah ayat Al-Quran. Tiga surat pendek ini (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas) memiliki keutamaan yang luar biasa.

  • Surat Al-Ikhlas: Inti tauhid, menjelaskan keesaan Allah secara murni. Membacanya seolah sepertiga Al-Quran.
  • Surat Al-Falaq & An-Nas: Membaca keduanya (disebut Al-Mu'awwidzatain) adalah bentuk memohon perlindungan kepada Allah dari segala keburukan, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, dari gangguan manusia, jin, sihir, dan kejahatan lainnya.

Membaca surat-surat ini dalam Sholat Id sah secara fikih dan tetap mendapatkan pahala membaca Al-Quran. Bagi pemula, ini adalah solusi yang sangat baik untuk tetap bisa menunaikan Sholat Id dengan tenang dan penuh percaya diri, sambil terus berusaha menghafal surat-surat lain yang lebih panjang di kemudian hari. Jangan pernah menunda ibadah karena merasa hafalan belum banyak. Mulai dengan yang termudah!

Baca Juga: Bacaan Setelah Takbiratul Ihram Sholat Idul Adha

SOLUSI Praktis: Bagaimana Mudah Menghafal dan Memahami Bacaan Surat Pendek Sholat Idul Adha bagi Pemula?

Nah, ini dia bagian pentingnya, Saudaraku. Bagi yang merasa hafalannya masih kurang atau ingin menambah hafalan bacaan surat pendek sholat Idul Adha, jangan khawatir! Ada banyak cara mudah dan menyenangkan yang bisa kita lakukan. Ingat, Allah melihat usaha kita, bukan hanya hasil instan.

Berikut beberapa tips praktis yang bisa langsung dicoba:

  1. Mulai dari yang Paling Mudah dan Singkat: Jika sama sekali belum hafal surat-surat yang direkomendasikan, mulailah dengan menghafal Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas. Mereka sangat pendek dan fundamental. Setelah itu, baru beranjak ke Al-A'la dan Al-Ghashiyah. Jangan memaksakan diri langsung menghafal yang panjang. Bertahap saja.
  2. Dengarkan Berulang-ulang dari Qari Favorit: Manfaatkan teknologi! Unduh atau dengarkan murottal (bacaan Al-Quran) dari qari (pembaca Al-Quran) yang bacaannya paling Antum sukai. Dengarkan surat-surat tersebut berulang kali saat santai, di perjalanan, sebelum tidur. Otak kita punya kemampuan merekam suara. Lama kelamaan, insya Allah, bacaan itu akan terekam dalam ingatan. Cari yang iramanya pelan dan jelas.
  3. Ikuti Bacaannya Ayat per Ayat: Sambil mendengarkan murottal, coba ikuti bacaannya, satu ayat demi satu ayat. Ulangi satu ayat berkali-kali sampai lancar, baru pindah ke ayat berikutnya. Jangan terburu-buru. Kualitas lebih penting dari kuantitas.
  4. Gunakan Mushaf atau Aplikasi dengan Terjemahan dan Transliterasi: Sediakan Mushaf Al-Quran di rumah, atau gunakan aplikasi Al-Quran di ponsel. Banyak aplikasi menyediakan teks Arab, transliterasi (teks latin untuk membantu membaca), dan terjemahan sekaligus. Bacalah teks Arabnya, jika kesulitan, lihat transliterasinya, dan baca terjemahannya untuk memahami maknanya. Memahami makna seringkali membantu proses menghafal.
  5. Setor Hafalan (atau Bacaan) ke Teman atau Keluarga: Belajar bersama itu lebih seru dan memotivasi! Cari teman atau anggota keluarga yang juga sedang belajar atau sudah hafal. Coba setoran hafalan atau sekadar membaca bersama dan saling mengoreksi. Jangan malu jika salah, justru di situlah kita belajar.
  6. Latih dalam Sholat Harian: Setelah merasa sedikit hafal satu surat, coba gunakan surat itu dalam sholat-sholat sunnah (misalnya Sholat Dhuha atau Sholat Witir setelah Isya). Membaca dalam sholat akan sangat membantu memantapkan hafalan karena ada konsentrasi lebih. Jika lupa saat sholat, jangan panik. Buka Mushaf sebentar jika memungkinkan (misalnya saat sholat sendirian di rumah) atau lewati saja ayat yang lupa, insya Allah tidak membatalkan sholat.
  7. Fokus pada Makna dan Penghayatan: Jangan hanya menghafal huruf dan bunyinya. Coba pahami terjemahan dari surat yang Antum hafal. Ketika sholat dan membaca surat itu, hadirkan makna dalam hati. Merenungkan makna akan menambah kekhusyukan dan membuat hafalan lebih melekat karena ada "cerita" di baliknya.
  8. Konsisten, Meskipun Sedikit: Lebih baik menghafal satu ayat setiap hari secara rutin daripada langsung menghafal satu surat penuh tapi hanya sekali seminggu. Konsistensi adalah kunci. Sisihkan waktu 10-15 menit setiap hari khusus untuk mengulang atau menambah hafalan.
  9. Berdoa kepada Allah SWT: Yang paling penting, jangan lupa memohon pertolongan kepada Allah. Allah-lah yang Maha Memudahkan. Mohonlah agar diberikan kemudahan dalam menghafal, memahami, dan mengamalkan ayat-ayat-Nya. Doa adalah senjatanya orang mukmin.

Poin-Poin Penting yang Perlu Diingat Mengenai Bacaan Surat Pendek Sholat Idul Adha

  • Sholat Id itu Mudah: Jangan dijadikan beban. Allah menyukai hamba-Nya yang beribadah dengan suka cita.
  • Prioritaskan Al-Fatihah: Apapun surat pendeknya, pastikan bacaan surat Al-Fatihah-nya sudah lancar dan benar. Al-Fatihah adalah rukun sholat.
  • Khusyuk itu Utama: Meskipun hafalannya belum banyak, fokuslah pada kekhusyukan, memahami apa yang dibaca (meskipun hanya Al-Fatihah dan takbir-takbir), dan merendahkan diri di hadapan Allah.
  • Terus Belajar: Perjalanan belajar agama adalah seumur hidup. Sholat Idul Adha ini bisa menjadi momentum awal atau penyemangat untuk terus menambah hafalan dan pemahaman Al-Quran.
  • Jangan Bandingkan Diri dengan Orang Lain: Setiap orang punya kecepatan belajar yang berbeda. Fokus pada kemajuan diri sendiri.

Baca Juga: Baca Juga: Tata Cara Sholat Idul Adha

Contoh Penerapan Bacaan Surat Pendek Sholat Idul Adha dalam Praktik Sholat

Mari kita bayangkan skenarionya, Saudaraku. Antum sudah berada di lapangan atau masjid untuk Sholat Idul Adha. Imam sudah di depan. Setelah niat Sholat Id, imam akan bertakbiratul ihram (Allahu Akbar) diikuti makmum. Lalu ada takbir tambahan (biasanya 7 kali di rakaat pertama dan 5 kali di rakaat kedua, di antara takbir itu disunnahkan membaca dzikir).

Setelah takbir tambahan selesai, imam akan membaca Surat Al-Fatihah. Nah, setelah Al-Fatihah inilah giliran imam membaca surat. Jika imam membaca Surat Al-A'la, Antum dengarkan dengan saksama sambil mencoba mengikuti dalam hati jika sudah hafal. Jika belum hafal, dengarkan saja bacaan imam. Setelah itu ruku', sujud, dst.

Pada rakaat kedua, setelah berdiri kembali dan takbir tambahan, imam kembali membaca Al-Fatihah, lalu diikuti dengan bacaan surat pendek sholat Idul Adha yang lain, misalnya Surat Al-Ghashiyah. Kembali, dengarkan dan coba ikuti.

Begitulah alurnya. Peran kita sebagai makmum adalah mengikuti imam, berusaha memahami apa yang kita baca (Al-Fatihah, dzikir antar takbir), dan mendengarkan bacaan surat imam dengan penuh perhatian.

Menjadikan Sholat Idul Adha Momentum Peningkatan Diri

Sholat Idul Adha bukan hanya ritual tahunan, tapi seharusnya menjadi momentum spiritual yang menguatkan iman kita. Dengan memahami dan mempersiapkan bacaan surat pendek sholat Idul Adha, kita menunjukkan kesungguhan kita dalam beribadah. Proses menghafal dan memahami maknanya adalah bentuk thalabul ilmi (menuntut ilmu) yang sangat mulia di sisi Allah.

Bagi yang sudah lancar, ini adalah kesempatan untuk merenungi kembali makna surat-surat yang dibaca. Bagi yang baru belajar, ini adalah pintu gerbang untuk mencicipi nikmatnya membaca dan memahami firman Allah dalam sholat. Setiap huruf yang kita baca, setiap makna yang kita renungi, insya Allah akan menjadi cahaya di hati dan pemberat timbangan amal kebaikan kita kelak.

Jangan biarkan rasa "tidak hafal" atau "tidak lancar" menghalangi kita dari kebaikan. Syaitan sangat suka membisikkan keraguan agar kita menunda ibadah. Lawan bisikan itu dengan tekad dan memulai langkah kecil. Sholat Idul Adha adalah kesempatan berharga yang datang setahun sekali. Raih keberkahannya dengan persiapan terbaik yang bisa kita lakukan, termasuk dalam hal bacaan surat pendek sholat Idul Adha.

Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita, memudahkan langkah kita dalam menuntut ilmu agama, dan menjadikan Sholat Idul Adha kita tahun ini penuh dengan keberkahan, ampunan, dan kebahagiaan, dunia hingga akhirat. Aamiin Ya Rabbal 'Alamin.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

LihatTutupKomentar