Sholat Idul Adha Wajib atau Sunnah?-Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT, shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Saudaraku seiman, para pencari ilmu agama yang dirahmati Allah SWT, Senang sekali rasanya bisa menyapa antum semua melalui tulisan ini. Hari Raya Idul Adha adalah momen yang sangat istimewa bagi kita umat Islam. Suasana hari raya, gema takbir yang membahana, kebersamaan dengan keluarga, dan tentunya pelaksanaan ibadah Sholat Idul Adha yang dinanti-nantikan. Nah, seringkali muncul pertanyaan di benak kita, terutama bagi yang baru belajar atau ingin mendalami, terkait status hukum Sholat Idul Adha ini: sholat idul adha wajib atau sunnah? Pertanyaan ini penting agar kita bisa melaksanakannya dengan penuh keyakinan dan kekhusyukan. Insya Allah, melalui artikel ini, kita akan mengupas tuntas masalah ini dengan bahasa yang santai, mudah dipahami, layaknya ngobrol dari hati ke hati, sehingga antum semua, para pemula yang haus akan ilmu, bisa semakin cinta dan semangat dalam beribadah. Jadi, mari kita selami bersama-sama, apakah status hukum sholat idul adha wajib atau sunnah itu sebenarnya.
Memahami Kedudukan Sholat Idul Adha dalam Syariat
Saudaraku yang budiman, dalam memahami status hukum suatu ibadah dalam Islam, kita perlu merujuk pada sumber utama syariat kita, yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah (ajaran dan praktik Nabi Muhammad SAW). Para ulama kita, dengan segala keilmuannya, telah meneliti dalil-dalil tersebut untuk kemudian menarik kesimpulan hukumnya.
Nah, terkait Sholat Idul Adha, para ulama memang memiliki pandangan yang sedikit berbeda mengenai status hukumnya. Ini adalah hal yang wajar dalam khazanah keilmuan Islam dan menunjukkan kekayaan interpretasi terhadap dalil. Namun, ada pendapat yang paling kuat dan dipegang oleh mayoritas ulama (Jumhur Ulama).
Mayoritas Ulama (Jumhur Ulama) Berkata: Sunnah Muakkadah!
Ini adalah pendapat yang paling banyak diikuti oleh umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Sunnah Muakkadah artinya adalah sunnah yang sangat ditekankan pelaksanaannya, atau sunnah yang hampir mendekati wajib. Nabi Muhammad SAW sendiri senantiasa melaksanakannya dan menganjurkan para sahabat serta umatnya untuk turut serta. Meninggalkan Sholat Idul Adha tanpa alasan yang syar'i (dibenarkan agama) sangatlah disayangkan dan bisa mengurangi kesempurnaan iman kita, meskipun tidak sampai berdosa sebagaimana meninggalkan sholat fardhu lima waktu. Keutamaan Sholat Idul Adha ini begitu besar, sehingga sangat dianjurkan untuk tidak dilewatkan.
Pandangan Lain: Ada Juga yang Mengatakan Wajib
Beberapa ulama, seperti Imam Abu Hanifah (salah satu imam mazhab Hanafi), berpandangan bahwa Sholat Idul Adha itu hukumnya wajib bagi orang-orang tertentu yang memenuhi syarat, seperti laki-laki yang mukim (tidak sedang dalam perjalanan), sehat, dan tidak memiliki uzur syar'i. Dalil yang digunakan oleh ulama yang berpendapat wajib ini biasanya adalah perintah Nabi SAW untuk keluar menuju tanah lapang untuk melaksanakan sholat Id, bahkan memerintahkan wanita yang sedang haid sekalipun untuk tetap keluar (tanpa ikut sholat, tapi menyaksikan kebaikan dan doa kaum muslimin). Ini menunjukkan betapa pentingnya kehadiran pada Sholat Idul Adha.
Lalu, Bagaimana Kita Menyikapinya?
Saudaraku yang tercinta, bagi kita yang baru belajar, pendapat mayoritas ulama yang menyatakan Sunnah Muakkadah ini insya Allah adalah pandangan yang paling menenangkan dan mudah untuk dipraktikkan. Mengapa? Karena dengan meyakini statusnya sebagai Sunnah Muakkadah, kita akan termotivasi kuat untuk melaksanakannya demi meraih pahala yang besar dan mengikuti sunnah Nabi SAW. Di sisi lain, jika suatu saat memang ada halangan yang benar-benar syar'i dan tak terhindarkan (seperti sakit parah, musafir yang kesulitan, dll.), kita tidak sampai merasa berdosa besar karena tidak melaksanakannya.
Namun, perlu diingat, status Sunnah Muakkadah ini bukan berarti bisa diremehkan ya. "Muakkadah" itu intinya adalah "sangat ditekankan". Ibaratnya, jika Sholat Fardhu adalah tiang rumah, Sholat Sunnah Muakkadah adalah dinding-dinding penyempurna rumah itu. Tanpa dinding, rumah tetap berdiri (karena tiangnya ada), tapi tidak sempurna, mudah diterpa angin dan hujan. Begitu juga iman kita, akan terasa kurang sempurna tanpa Sholat Idul Adha.
Jadi, sebagai ringkasan untuk menjawab pertanyaan inti kita tentang sholat idul adha wajib atau sunnah, pendapat terkuat dan mayoritas ulama adalah Sunnah Muakkadah. Mari kita yakini ini dan berusaha keras untuk melaksanakannya.
Baca Juga: Sunnah-Sunnah Sebelum dan Sesudah Sholat Idul Adha
Mengapa Sholat Idul Adha Begitu Penting dan Istimewa?
Saudaraku sekalian, selain status hukumnya yang Sunnah Muakkadah, Sholat Idul Adha ini memiliki banyak keistimewaan dan hikmah yang luar biasa. Ini bukan sekadar ritual tahunan, melainkan sebuah perayaan ketaatan dan pengorbanan.
- Peringatan Ketaatan Nabi Ibrahim AS: Sholat Idul Adha adalah bagian tak terpisahkan dari perayaan Idul Adha yang mengingatkan kita pada kisah luar biasa Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS. Kisah ketaatan total Nabi Ibrahim yang siap mengorbankan putranya demi perintah Allah, dan keikhlasan Nabi Ismail yang siap menerima takdir tersebut. Sholat Idul Adha menjadi momen untuk merenungkan makna pengorbanan ini dalam hidup kita. Apa yang sudah kita korbankan demi agama Allah?
- Syukur Atas Nikmat Islam dan Kesempatan Beribadah: Setelah menyelesaikan rangkaian ibadah haji (bagi yang menjalankannya) atau ibadah qurban (bagi yang mampu), Sholat Idul Adha adalah bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT atas segala nikmat, terutama nikmat Islam dan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
- Momen Kebersamaan Umat: Sholat Idul Adha dilaksanakan secara berjamaah di tanah lapang atau masjid-masjid besar. Ini adalah momen luar biasa untuk menunjukkan persatuan dan kebersamaan umat Islam dari berbagai latar belakang. Kita berdiri dalam satu shaf, menghadap kiblat yang sama, mengagungkan nama Allah bersama-sama. Ini menguatkan tali persaudaraan (ukhuwah Islamiyah) di antara kita.
- Mendengar Khutbah Penuh Inspirasi: Setelah sholat, ada khutbah Idul Adha yang biasanya disampaikan dengan penuh semangat, mengingatkan kita pada ajaran Islam, hikmah qurban, pentingnya saling peduli, dan motivasi untuk meningkatkan ketaatan. Mendengarkan khutbah adalah bagian tak terpisahkan dari kesempurnaan Sholat Idul Adha.
- Menyebarkan Semangat Takbir: Dari malam hari raya hingga hari Tasyriq, gema takbir, tahlil, dan tahmid berkumandang. Sholat Idul Adha adalah puncak dari kumandang takbir ini. Mengumandangkan takbir adalah syiar Islam, menunjukkan kebesaran Allah, dan membangkitkan semangat keimanan.
Subhanallah, betapa banyak kebaikan yang terkandung dalam Sholat Idul Adha ini. Jadi, selain menjawab pertanyaan sholat idul adha wajib atau sunnah dengan pemahaman Sunnah Muakkadah, mari kita hadirkan hati dan fisik kita untuk meraih semua keutamaan ini.
Baca Juga: doa setelah Sholat Idul Adul Adha yang dianjurkan
Panduan Lengkap Tata Cara Sholat Idul Adha untuk Pemula
Nah, sekarang kita masuk ke bagian praktis. Bagi antum yang mungkin baru pertama kali atau masih ragu-ragu tentang tata cara Sholat Idul Adha, jangan khawatir! Insya Allah, panduan ini akan sangat mudah diikuti. Ingat, Allah mencintai hamba-Nya yang berusaha belajar dan beramal.
Sebelum Berangkat Sholat, Ada Beberapa Sunnah yang Dianjurkan:
- Mandi Sunnah: Mandi pada pagi hari sebelum berangkat Sholat Idul Adha. Ini untuk membersihkan diri dan menyegarkan badan.
- Mengenakan Pakaian Terbaik: Gunakan pakaian yang paling baik, bersih, dan rapi. Tidak harus baru, yang penting layak dan tidak berlebihan. Untuk laki-laki, dianjurkan memakai wewangian (parfum non-alkohol).
- Tidak Makan Terlebih Dahulu: Berbeda dengan Idul Fitri (dianjurkan makan sebelum berangkat), pada Idul Adha dianjurkan untuk tidak makan terlebih dahulu sebelum sholat. Makanlah setelah sholat, dan sunnahnya adalah makan daging qurban jika ada. Ini untuk meneladani Nabi SAW dan menunjukkan rasa syukur atas rezeki qurban.
- Mengumandangkan Takbir: Sejak malam hari raya hingga waktu khutbah Idul Adha dimulai, dianjurkan untuk terus mengumandangkan takbir, tahlil, dan tahmid. Saat berangkat menuju lokasi sholat pun, teruslah bertakbir.
- Berangkat Lebih Pagi: Berangkatlah ke lokasi sholat lebih awal agar mendapatkan shaf terdepan dan bisa mendengarkan tausiyah atau arahan dari panitia.
- Melewati Jalan yang Berbeda: Sunnahnya, saat berangkat dan pulang dari lokasi sholat, melewati jalan yang berbeda.
Setelah semua persiapan selesai, sampailah kita di lokasi sholat (lapangan atau masjid).
Pelaksanaan Sholat Idul Adha (Dua Raka'at):
Sholat Idul Adha terdiri dari dua raka'at. Gerakannya mirip dengan sholat biasa, hanya ada tambahan takbir di raka'at pertama dan kedua.
Raka'at Pertama:
- Niat: Hadirkan niat di dalam hati bahwa kita akan melaksanakan Sholat Sunnah Idul Adha dua raka'at karena Allah Ta'ala. Niat ini cukup di dalam hati, tidak perlu dilafalkan dengan suara keras. Contoh niat dalam hati: "Saya niat sholat Idul Adha dua raka'at (makmum/imam) karena Allah Ta'ala."
- Takbiratul Ihram: Mengangkat kedua tangan sejajar telinga atau bahu sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Ini adalah takbir pembuka sholat. Setelah takbiratul ihram, letakkan tangan di dada (sedekap).
- Membaca Do'a Iftitah: Setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca Al-Fatihah, disunnahkan membaca do'a iftitah.
- Takbir Tambahan (Takbir Zawa'id) - 7 Kali: Nah, ini yang membedakan dengan sholat biasa. Setelah do'a iftitah, lakukan takbir tambahan sebanyak 7 kali. Setiap kali takbir, angkat tangan seperti takbiratul ihram lalu kembalikan ke posisi sedekap. Di antara setiap dua takbir tambahan, disunnahkan membaca tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir. Bacaan yang umum adalah: "Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu Akbar" (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar). Ulangi ini sebanyak 7 kali takbir tambahan.
- Ingat: Takbiratul Ihram di awal tidak termasuk dalam hitungan 7 takbir tambahan ini ya. Jadi total takbir di awal raka'at pertama ada 1 (ihram) + 7 (tambahan) = 8 kali.
- Membaca Al-Fatihah: Setelah selesai 7 takbir tambahan, imam akan membaca surat Al-Fatihah. Makmum mendengarkan dengan khusyuk.
- Membaca Surat Pendek: Setelah Al-Fatihah, disunnahkan membaca surat pendek dari Al-Qur'an. Biasanya imam membaca surat Qaf atau Al-Qamar di raka'at pertama.
- Ruku': Rukuk seperti sholat biasa.
- I'tidal: Bangun dari ruku'.
- Sujud: Sujud seperti sholat biasa.
- Duduk di Antara Dua Sujud: Duduk seperti sholat biasa.
- Sujud Kedua: Sujud kembali.
- Berdiri untuk Raka'at Kedua: Bangun dari sujud kedua untuk memulai raka'at kedua.
Raka'at Kedua:
- Takbir saat Berdiri: Saat bangkit untuk raka'at kedua, disunnahkan membaca takbir ("Allahu Akbar"). Ini adalah takbir intiqal (perpindahan gerakan).
- Takbir Tambahan (Takbir Zawa'id) - 5 Kali: Setelah berdiri tegak (dan mungkin membaca do'a bangun dari sujud jika biasa), lakukan takbir tambahan sebanyak 5 kali. Sama seperti raka'at pertama, setiap takbir angkat tangan, lalu sedekap lagi. Di antara takbir-takbir ini, disunnahkan membaca bacaan yang sama: "Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu Akbar".
- Ingat: Takbir saat bangkit berdiri tadi tidak termasuk dalam hitungan 5 takbir tambahan ini. Jadi total takbir di awal raka'at kedua ada 1 (perpindahan) + 5 (tambahan) = 6 kali.
- Membaca Al-Fatihah: Imam membaca Al-Fatihah, makmum mendengarkan.
- Membaca Surat Pendek: Setelah Al-Fatihah, disunnahkan membaca surat pendek. Biasanya imam membaca surat Al-Insyiqaq atau Al-Ghasyiyah.
- Ruku': Rukuk.
- I'tidal: Bangun dari ruku'.
- Sujud: Sujud.
- Duduk di Antara Dua Sujud: Duduk.
- Sujud Kedua: Sujud kembali.
- Duduk Tasyahhud Akhir: Duduk untuk tasyahhud akhir (mirip tasyahhud sholat fardhu).
- Salam: Mengucap salam dua kali ke kanan dan ke kiri, menandakan sholat telah selesai.
Setelah Sholat: Mendengarkan Khutbah
Setelah selesai sholat dua raka'at, jangan langsung pulang ya, Saudaraku. Dengarkanlah khutbah Idul Adha dengan penuh perhatian dan khusyuk. Khutbah ini hukumnya sunnah, namun mendengarkannya adalah hal yang sangat dianjurkan dan merupakan penyempurna Sholat Id. Biasanya khutbah Idul Adha terdiri dari dua sesi yang dipisah dengan duduk sejenak.
Baca Juga: jumlah takbir dalam Sholat Idul Adha
Amalan Sunnah Lain di Hari Idul Adha
Hari Raya Idul Adha bukan hanya tentang sholat saja. Ada beberapa amalan sunnah lain yang sangat dianjurkan untuk melengkapi kebahagiaan dan keberkahan hari raya ini:
- Mengumandangkan Takbir Mutlaq dan Muqayyad: Takbir Mutlaq adalah takbir yang dibaca kapan saja dan di mana saja, dimulai sejak terbenam matahari pada malam Idul Adha hingga sebelum takbiratul ihram sholat Idul Adha. Takbir Muqayyad adalah takbir yang dibaca setiap selesai sholat fardhu, dimulai dari Subuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga Ashar di akhir hari Tasyriq (13 Dzulhijjah). Perbanyaklah takbir!
- Melaksanakan Ibadah Qurban: Bagi yang memiliki kelapangan rezeki, sangat dianjurkan (Sunnah Muakkadah) untuk berqurban. Menyembelih hewan qurban (sapi, kambing, unta) sebagai bentuk ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah, serta berbagi kebahagiaan dengan fakir miskin dan kaum dhuafa.
- Bersilaturahim: Mengunjungi sanak saudara, tetangga, dan kerabat untuk saling bermaafan dan mempererat tali persaudaraan.
- Berbagi Daging Qurban: Mendistribusikan daging qurban sesuai syariat, yaitu untuk diri sendiri, kerabat, dan fakir miskin. Ini adalah wujud nyata kepedulian sosial dalam Islam.
Melaksanakan amalan-amalan ini akan semakin menambah keberkahan dan pahala di Hari Raya Idul Adha.
Mengatasi Keraguan dan Membangun Semangat
Bagi antum yang masih pemula, wajar jika ada rasa canggung atau takut salah saat melaksanakan Sholat Idul Adha, terutama dengan adanya takbir tambahan yang mungkin terasa asing. Jangan khawatir!
Solusi untuk Keraguan:
Mengingat pembahasan kita dari awal tentang sholat idul adha wajib atau sunnah, solusi utama untuk keraguan dalam pelaksanaannya adalah dengan memahami statusnya sebagai Sunnah Muakkadah yang sangat dianjurkan, bukan beban yang menakutkan. Ini mempermudah langkah kita untuk mencoba dan belajar.
- Belajar dari yang Lebih Tahu: Ajak teman, keluarga, atau tetangga yang sudah terbiasa sholat Id untuk berangkat bersama. Amati cara mereka, dan jangan ragu bertanya.
- Dengarkan Imam: Saat sholat berjamaah, cukup ikuti gerakan dan bacaan imam. Takbir tambahan akan dipimpin oleh imam, kita tinggal mengikuti hitungannya. Jika lupa hitungan, ikuti saja imam. Allah Maha Melihat usaha kita.
- Latihan di Rumah (jika perlu): Sebelum hari H, coba praktikkan gerakan sholat Id di rumah, terutama bagian takbir tambahan. Ini bisa meningkatkan rasa percaya diri.
- Ingatlah Kemudahan Islam: Agama kita mudah. Jika ada bagian yang terlupa atau kurang sempurna karena ketidaktahuan atau khilaf, insya Allah dimaafkan selama kita sudah berusaha sebaik mungkin. Yang terpenting adalah niat tulus dan keinginan kuat untuk beribadah.
- Fokus pada Kekhusyukan: Jangan terlalu terbebani dengan detail teknis hingga melupakan kekhusyukan. Hadirkan hati, rasakan keagungan Allah, dan nikmati momen ibadah bersama umat Islam lainnya.
Dengan membekali diri dengan pengetahuan dan tekad yang kuat, insya Allah pelaksanaan Sholat Idul Adha akan terasa mudah dan menyenangkan. Ingatlah, ini adalah kesempatan emas untuk meraih pahala besar dan merasakan manisnya kebersamaan dalam ketaatan.
Baca Juga: Bolehkah Sholat Idul Adha Sendiri di Rumah
Kesimpulan: Bersemangat Menyambut Idul Adha!
Saudaraku yang saya sayangi karena Allah,
Kita telah sama-sama mengupas tuntas pertanyaan seputar sholat idul adha wajib atau sunnah. Kita sampai pada kesimpulan bahwa pendapat mayoritas ulama menetapkannya sebagai Sunnah Muakkadah, sebuah ibadah yang sangat ditekankan dan memiliki keutamaan luar biasa.
Ini bukanlah beban, melainkan anugerah dari Allah agar kita memiliki kesempatan lebih banyak untuk mendekatkan diri kepada-Nya, merayakan kemenangan ketaatan, dan merasakan manisnya kebersamaan sebagai umat Islam.
Jangan jadikan status hukumnya (wajib atau sunnah) sebagai alasan untuk meninggalkannya. Justru status Sunnah Muakkadah ini seharusnya memotivasi kita untuk meraih pahala maksimal. Ibaratnya, kalau ada diskon besar di hari raya, kita pasti berbondong-bondong ke sana, kan? Nah, Sholat Idul Adha adalah "diskon pahala" yang sangat besar dari Allah!
Mari kita sambut Hari Raya Idul Adha dengan penuh suka cita, persiapkan diri sebaik mungkin, laksanakan Sholat Idul Adha dengan khusyuk, dengarkan khutbahnya, dan sempurnakan kebahagiaan hari raya dengan amalan sunnah lainnya seperti takbir, qurban, dan silaturahim.
Semoga Allah SWT menerima seluruh amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang senantiasa istiqamah dalam ketaatan. Aamiin Ya Rabbal 'Alamin.
Teruslah belajar, teruslah beramal, dan jangan pernah lelah mendekatkan diri kepada Allah. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah semangat antum semua dalam menyambut Hari Raya Idul Adul Adha. Ingat, pertanyaan tentang sholat idul adha wajib atau sunnah kini sudah terjawab dengan jelas, yaitu Sunnah Muakkadah. Selamat beribadah!
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.